Senin, 24 Juli 2017

GARA-GARA SURAT IZIN PENELITIAN

Saat ini saya sedang duduk di atas kursi dan menulis pada laptop di atas meja di depan saya. Tepatnya, saya sedang berada di lantai dua gedung Perpustakaan  Pusat UNS. Saya sebenarnya lagi bad mood saat ini, namun untuk membiasakan diri menulis, maka dengan terpaksa dan sengaja memaksa diri untuk menulis.

Tentu muncul pertanyaan, apa sebabnya sehingga saya menjadi bad mood. Untuk menjawab pertanyaan itulah saya menulis tulisan sederhana ini.

Tanpa basa basi, langsung saja saya ceritakan. Pada awalnya, niat saya datang ke kempus adalah untuk mengambil surat izin penelitian di ruang administrasi lantai dua kampus baru Pascasarjana UNS. Surat izin itu sebenarnya sudah saya serahkan dua hari yang lalu, tepatnya tanggal 11 September 2013, Tinggal menunggu untuk ditandatangani. Pada waktu itu, tepatnya pada Rabu sore saya dan salah sorang teman (Fika) menyerahkan syarat untuk mendapatkan surat izin penelitian. Syarat yang dimaksud adalah satu jilid proposal yang telah ditandatangani oleh pembimbing dan kaprodi. Setelah syarat tersebut terpenuhi, ternyata tidak bisa langsung mendapat surat izin penelitian itu, lantaran ibu Asisten Direktur Pascasarjana tidak masuk kantor sehingga tidak bisa ditandatangani. Akhirnya kami merelakan dan mengikhlaskan serta bersedia bersabar untuk menunggu. Menurut petugasnya, kami disarankan untuk datang lagi mengambil surat itu dua hari berikutnya, yaitu hari Jumat dan tepatnya pada hari ini.

Sebelum berangkat tadi, saya sudah optimis akan dapat surat izin itu dan bisa berangkat besok pagi ke lokasi penelitian di Demak. Namun apa yang terjadi? Ketika saya masuk ke ruang administrasi tempat menyerahkan surat dan syaratnya kemarin, saya menemukan seorang karyawan sedang sibuk dengan urusannya. Spontan saya menyapa dengan ucapan “permisi pak”, setelah dipersilahkan saya langsung mengutarakan tujuan, yaitu mengambil surat izin penelitian. Bapak itu langsung menyarankan saya ke ruang koordinator tata usaha yang ruangannya berseberangan dengan ruang administrasi tadi. Saya pun pamit dan berlalu menuju ke ruang yang dimaksud.

Sesampai di ruang tata usaha itu, saya menemui seorang karyawan perempuan yang sudah agak tua. Dengan muka datarnya ia bertanya “ada apa?”. Lalu saya mengutarakan maksud kedatangan saya. Karena mungkin dia merasa sibuk dengan urusannya, saya dimintanya mencari sendiri usulan tesis beserta suratnya di tumpukan usulan tesis di sana. Saya mencoba mencari usulan tesis milik saya dan milik Fika, namun sampai habis semuanya saya periksa ternyata nihil.

Saya lantas bertanya pada ibu karyawan yang tadi, kapan kiranya dapat diambil surat itu. Lagi-lagi dijawab dengan wajah datarnya bahwa untuk hari ini sepertinya tidak bisa diambil, mengingat ibu asisten direktur saat ini sedang berada di Aceh. Saya dimintanya datang lagi untuk mengecek surat itu pada hari Selasa. Duarrrrrr, Saya seketika lesu mendengar itu. Berarti saya harus menunggu lagi selama empat hari ke depan. Dengan nada yang lemah saya minta diri dan pamit dari ruangan itu.

Saya duduk untuk beberapa menit di kursi panjang di ruang tunggu. Disana saya merenung dan mengirim pesan via sms kepada Fika perihal masalah ini. Cukup lama saya menunggu, tak kunjung dibalas juga rupanya sms saya, dan akhirnya saya putuskan untuk pergi ke perpustakaan, dimana saat ini saya sedang mengetik tulisan ini.

Namun sejalan dengan deru keyboard laptop saya akibat tekanan jari-jari ketika mengetik, tiba-tiba Fika membalas sms dengan nada positif. Ia mengatakan bahwa rencana pergi ke lokasi penelitian tetap dilakukan besok pagi (Sabtu, 14 September 2013). Meskipun tanpa membawa surat izin penelitian, agenda di sana rencananya hanya beberapa hari, kemungkinan sampai dua hari kemudian kembali ke Solo lagi. Selama dua hari itu, rencananya akan kami gunakan untuk “kulonuwun” atau datang beramah-tamah dengan warga sekitar lokasi penelitian. Selain itu juga kami berencana untuk memastikan tempat tinggal (kontrakan) yang nantinya kami tempati selama kegiatan penelitian berlangsung.

Akhirnya saya sepakati untuk berangkat besok pagi ke Demak. Semoga saja tidak ada hambatan nantinya ketika mulai dari Solo sampai di Demak. Tentu juga harapan saya semoga semua urusan di sana lancar dan mudah. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa, Allah lah yang menentukan.

Salam semangat..!!
Surakarta, 13 September 2013

--Hasrul Hadi--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar