Minggu, 12 Agustus 2018

Suasana Mencekam di Lombok Pasca Gempa

Gempa yang terjadi berulang-ulang membuat kepanikan dan keresahan tersendiri bagi masyarakat Palau Lombok. Bagaimana tidak, gempabumi berkekuatan 6,4 Skala Richter pada hari Ahad, 29 Juli 2018 menghentak dan mengejutkan masyarakat Lombok. Korban meninggal mulai berjatuhan, rumah-rumah warga mengalami kerusakan, bahkan tak sedikit yang rusak total. Suara tangis silih berganti terdengar. Sirine mobil Ambulance seolah mengiringi tangis pilu para korban.

Tak cukup sampai di situ. Gempa susulan terus tetjadi. Bahkan kekuatannya melebihi gempa pertama. Ahad malam, 5 Agustus 2018 sekitar pukul 19.30 wita, gempa kembali mengguncang dengan kekuatan 7.0 SR dengan lokasi terparah berada di Kabupaten Lombok Utara. Ratusan korban meninggal dunia, disertai dengan ribuan korban luka. Tak hanya itu, gempa susulan terus terjadi. Pasca gempa utama (7SR) terjadi, tercatat gempa dengan kekuatan 6,2 Skala Richter. Hal ini menambah kerusakan dan korban jiwa di wilayah Kota Mataram dan sekitarnya.

Suasana semakin mencekam dengan merebaknya berbagai isu negatif. Ada isu akan terjadinya tsunami, gempa susulan yang lebih besar dan dahsyat, isu pencuri dan perampok, serta berbagai informasi tak jelas yang justru menambah suasana panik dan keresahan bagi masyarakat. Tetutama informasi yang tersebar cepat malalui media sosial.

Hampir di setiap rumah warga dipsang tenda-tenda darurat dari terpal dan bahan seadanya. Seolah tak ada bedanya antara masyarakat terkena dampak gempa dengan masyarakat tak terdampak. Mereka sama-sama merasakan kekhawatiran yang tinggi. Mereka dihantui oleh bayang-bayang akan terjadinya gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar. Sehingga merelakan diri tidur di bawah tenda darurat ketika malam tiba.

Doa-doa terus dipanjatkan. Hampir setiap masjid tak pernah sepi dari kegiatan istigosah, zikir dan doa bersama. Tak lain hanya untuk menenangkan diri, manjauhkan kekhawatiran dan keresahan serta tentunya sebagai harapan agar bencana gempa ini cepat berakhir dan kehidupan normal kembali seperti sedia kala.

Korleko, 12 Agustus 2018
Di bawah tenda darurat. Ditemani angin malam dan taburan bintang-bintang.
-HH