Rabu, 04 Agustus 2021

CATATAN TENTANG FENOMENA COVID-19

Hampir semua sektor kehidupan terkena dampak pandemi Covid-19. Sektor ekonomi, kesehatan, sosial, politik juga sektor pendidikan tak luput terkena dampak. Pemerintah mengeluarkan peraturan PPKM (Program Pembatasan Kegiatan Masyarakat), yang dalam pelaksanaannya membatasi seluruh kegiatan masyarakat untuk berinteraksi dan berkerumun secara langsung. Hal ini tentu sangat memberatkan bagi sebagian masyarakat, khususnya masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada pendapatan harian. Kondisi masyarakat yang dibatasi aktivitasnya menyebabkan mereka kekurangan pembeli atas apa yang dijajakan. belum lagi terbatasnya teknis berjualan terutama pedagang makanan yang tidak diperbolehkan menerima pelanggan yang makan di tempat. Sehingga jika ada pembeli makanan, mereka harus membungkusnya dan dibawa pulang ke rumah masing-masing.

Selain masalah yang dihadapi oleh para pedagang kaki lima yang dibatasi ruang geraknya, masalah juga muncul bagi kalangan pekerja dan pelajar yang kegiatannya dibatasi untuk belajar atau bekerja dari rumah. sudah hampir dua tahun pandemi ini berlangsung, sehingga mau tidak mau kegiatan belajar dan bekerja banyak dilakukan di rumah dengan komunikasi menggunakan aplikasi zoom meeting, google meet, whatsapp, dan lainnya. Mereka hampir setiap hari bekerja dan belajar dengan menatap layar leptop maupun smartphone nya. Keadaan ini lambat laun menimbulkan perasaan bosan. Semangat belajar dan bekerja ikut menurun, sehingga bisa dikatakan produktivitas menjadi berkurang pula.

Kebosanan ini kemudian berlanjut dengan upaya melarikan diri dari keadaan. Tidak sedikit masyarakat yang sudah lelah dan bosan dengan keadaan ini pergi keluar dari rumahnya untuk menghilangkan penat. Ada yang berkunjung ke tempat-tempat wisata seperti pantai, gunung, bahkan ada yang berkumpul dan berkerumun mengunjungi tempat-tempat publik di perkotaan seperti taman maupun tempat-tempat lain untuk berinteraksi dengan teman-teman mereka.

Apa yang terjadi kemudian? kita bisa melihat peristiwa yang cukup mengerikan pasca masuknya virus korona di Indonesia, khususnya varian delta yang berasal dari India. Tingkat penyebaran virus varian ini diketahui lebih cepat. Apalagi diperparah dengan semakin lemahnya tingkat kesadaran masyarakat yang meremehkan protokol kesehatan dengan mengabaikan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menjaga imunitas badan. Akhirnya Indonesia mengalami apa yang disebut kasus Covid-19 gelombang ke dua.

Pada kasus Covid-19 gelombang ke dua ini bisa dikatakan cukup mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan kasusnya yang terus melonjak tinggi sehingga rumah sakit dan tenaga kesehatan yang jumlahanya terbatas menjadi sangat kewalahan. Rumah sakit penuh. Para pasien berjejer di halaman-halaman rumah sakit dengan kondisi yang cukup memprihatinkan. Suara sirine ambulan terdengar di mana-mana. Sempat terjadi kelangkaan oksigen untuk membantu pernapasan para pasien positif yang membutuhkan. Dan tentu saja banyak kematian pasien yang tidak bisa dihindarkan mengingat ketidakmampuan fasilitas rumah sakit maupun tenaga kesehatan dalam melayani. Meski tidak sama tingkat keparahan kasusnya, peristiwa di negara kita ini hampir mirip dengan yang terjadi di India.

Kesadaran Kita

Berdasarkan peristiwa yang terjadi itu, semestinya kita harus banyak merenung. Banyak introspeksi terhadap apa yang kita lakukan selama ini. Terutama bagi kita yang menyepelekan dan mengabaikan protokol kesehatan. Bahaya Covid-19 ini nyata dan sudah banyak merenggut nyawa. Tidak sedikit orang-orang yang telah meninggal karena kasus Covid-19 tersebut merupakan tokoh atau seseorang yang kita kenal. Tokoh pemerintah, tokoh agama, bahkan ada juga mungkin sanak saudara dan bagian dari keluarga kita. Peristiwa ini seharusnya menyadarkan kita berasama.

Pemerintah mungkin tidak sempurna dan belum siap sepenuhnya menangani pandemi ini. Akan tetapi upaya-upaya yang dilakukan pemerintah sudah mengarah pada upaya mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19 ini. Anjuran menerapkan protokol kesehatan, vaksinasi dan bantuan sosial merupakan contoh kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Namun jika dilihat faktanya di lapangan ke tiga kebijakan tersebut menemukan masalahnya sendiri-sendiri. Masalah protokol kesehatan misalnya, masih banyak masyarakat yang abai dan tidak mematuhi protokol kesehatan, masih banyak yang tidak menggunakan masker, banyak yang malas mencuci tangan dengan sabun, banyak pula yang tidak menjaga jarak dan berkerumun. Vaksinasi juga tidak luput dari masalah. Target vaksin 70% masyarakat indonesia sepertinya sulit tercapai mengingat menurut hasil survei LIPI sekitar 45% masyarakat tidak percaya dengan vaksin, sehingga jumlah masyarakat yang sudah diberikan vaksin saat ini masih hanya 6%. Bantuan sosial juga menemukan masalahnya sendiri, selain tidak tepat sasaran bansos juga dikorupsi oleh mentri sosial. Peristiwa-peristiwa tersebut tentu membuat hati kita semakin miris dan tentu saja akan memperlambat keberhasilan penanganan Covid-19 di negara kita ini. Semoga ini menjadi pelajaran berharga untuk kita agar kita semakin sadar dan berupaya sebaik mungkin dan semampu kita mengurangi risiko bencana non alam pandemi Covid-19 ini.

Bagik Longgek, 05 Agustus 2021




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Kuliah Geografi Regional Dunia 2023

Materi perkuliahan (PPT) dari pertemuan ke-1 sampai pertemuan ke-7 serta tugas dapat diunduh DI SINI