Rabu, 31 Maret 2021

TUMPAHKAN ISI HATI DAN KEPALAMU DENGAN TULISAN

Pengalaman yang baik perlu diceritakan. Begitupula dengan pengetahuan yang perlu untuk dibagi. Dengan membagikan pengalaman hidup yang berharga, maupun pengetahuan yang berguna tentu akan sangat berarti bagi orang lain. Sekecil apapun sesederhana apapun. Saya meyakini bahwa itu akan mendatangkan manfaat. Setidaknya bisa menjadi pengingat bagi diri sendiri serta mendatangkan kepuasan batin. Setidaknya demikian.

Suatu yang berharga terlalu sayang untuk disimpan sendiri. Konsep sedekah sebenarnya tidak hanya berlaku dengan memberi atau membagikan uang atau benda materiil lainnya kepada orang lain. Pengalaman dan pengetahuan juga tentu sangat berarti bagi orang lain yang membutuhkannya. Mungkin bisa jadi pengalaman dan pengetahuan yang kita miliki sangatlah sepele dan remeh-temeh menurut kita pribadi. Namun bisa jadi hal itu menjadi sangat luar biasa bagi orang lain. We never know, kita tak pernah tau pribadi mana yang terbantu dengan pengalaman dan pengetahuan yang kita bagikan. Sebaiknya tulis saja dan bagikan.

Menurut beberapa hasil penelitian, menulis juga membantu meredakan stres. Pikiran juga menjadi lebih plong. Itulah yang coba saya terapkan saat ini. Ketika pikiran saya mulai tidak karu-karuan, saya mencoba meluruskannya --ibarat benang kusut-- agar lebih tertata dengan rapi. lebih siap digunakan untuk menghasilkan karya-karya dan hasil kerja yang lebih produktif dan berkualtias. Saya mencoba menulis bebas (free writing). Hal ini bertujuan memperlancar saya dalam menulis. Saya berupaya menyingkirkan serangkaian aturan menulis yang cukup membuat beban bagi saya. Ini yang saya pelajari dari beberapa saran ahli baca-tulis seperti Hernowo dalam bukunya Mengikat Makna.

Saya baru saja membaca buku Hernowo melalui laman Google Book. Tulisannya yang mengalir menyadarkan saya bahwa tak perlu ragu menuangkan isi pikiran dan perasaan dalam sebuah tulisan. Dia mengungkapkan bahwa metode yang digunakan dalam menulis buku ada tiga: pertama dengan teknik standar, yaitu menyusunnya dalam urutan bab demi bab. Kedua, dengan mengumpulkan tulisan-tulisan yang sebelumnya telah dibuat secara terpisah. Menurut klaimnya, cara ke dua ini adalah cara termudah dan tercepat. Kemudian cara ke tiga yaitu dengan cara khasnya sendiri, yaitu menulis dengan cara bercerita. Menurut saya metode ketiga ini cukup menarik.

Apa menariknya menulis dengan metode bercerita? menurut saya ketika otak dan hati kita sudah penuh dengan "sesuatu" yang harus dituliskan, maka hal itu akan lebih mudah. Ibarat ingin memasak sebuah masakan, bahan-bahannya sudah tersedia lengkap. Mungkin saja juga sudah kepenuhan. Sehingga harus segera dimasak agar tidak membusuk. Begitu pula dengan bahan tulisan di kepala dan hati kita, seharusnya segera dituliskan agar tidak menguap begitu saja tanpa menjadi sebuah karya tulis yang bermakna. Ketika semua itu dituliskan, kemudian orang lain membacanya, apalagi mereka mendapatkan manfaat dari tulisan itu, maka bisa saya katakan disitulah konsep sedekah juga bekerja. Sedekah pengetahuan dan pengalaman itu juga berpahala. Karena memberikan manfaat bagi orang lain.

Kembali pada konsep menulis dengan cara bercerita. Setiap orang tentu memiliki pengalaman dan pengetahuan sebagai hasil belajarnya. Entah dari hasil membaca, berdiskusi, maupun meneliti. Semua itu jika hanya dipendam untuk diri sendiri rasanya kurang afdol. Perlu dibagikan kepada orang lain menggunakan cerita-cerita yang menarik. Cerita menarik yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan yang menarik dan menggugah pula. Orang lain tentu ingin mengambil manfaat dari apa yang dibacanya. Jangan lagi ditambah kekacauan atau kepusingan di kepalanya gara-gara kita menulis dengan bahasa mesin. Bahasa yang sulit dipahami si pembaca. Bukan manfaat yang diperoleh, bisa jadi kebosanan yang lebih dulu menyerangnya. Sehingga tulisan yang kita harapkan bermanfaat menjadi di tinggalkan dan tak dibaca dan tidak tersampaikan pesannya.

Metode bercerita dengan bahasa-bahasa sederhana akan memudahkan kita menyampaikan pesan tulisan kepada pembaca. Kita mungkin ingat bagaimana orang tua kita mendongengkan kita sebuah cerita dongeng sebelum tidur di kala kita masih kecil. Cerita-cerita itu tentu sangat menarik dan berkesan bagi kita. Itulah sebabnya dengan metode menulis dengan cara bercerita membuat konten atau isi tulisan yang berat dapat dicerna dengan lebih mudah oleh pembaca. Saya sangat terkesima dengan tulisan-tulisan Rhenald Kasali misalnya, seorang penulis terkenal di bidang pengembangan sumber daya manusia, manajemen, ekonomi dan lebih spesifik membranding dirinya sebagai pakar perubahan. Buku-bukunya cukup terkenal dan best seller. Penulis yang juga seorang guru besar ilmu manajemen UI ini menulis dengan metode bercerita dalam setiap tulisannya. Begitu mengalir, begitu renyah untuk dikunyah. Bahkan bagi kita yang awam akan topik-topik berat yang dibahasnya.

Dengan menggunakan metode bercerita Rhenal Kasali juga mencoba menyedarhanakan suatu pembahasan yang rumit. Saya pernah menyimak videonya yang mengungkapkan konsep the simlicity is power. Penjelasan yang sederhana adalah sebuah kekuatan. Ia berupaya mengurai masalah dan istilah yang rumit menjadi lebih mudah dipahami. Ini cukup menarik menurut saya dan harus ditiru jejak langkahnya dalam menulis buku. Mungkin hal ini disebabkan kecenderungan saya yang selama ini terlalu banyak bersinggungan dengan karya tulis ilmiah. Yang mana dalam penulisan karya ilmiah sangat tarbatasi dengan berbagai aturan dan ketentuan yang ketat. Sehingga terkesan bahasa yang digunakan kaku. Pencariran-pencairan kekakuan tulisan perlu dilakukan dengan metode bercerita ini.

Jadi, tidak perlu ragu untuk menulis sebenarnya. Kita punya banyak bahan di kepala dan di hati kita. Tinggal dituangkan dan ditumpahkan. Jika itu dianggap bermanfaat bagi orang lain, maka tuliskanlah. Di zaman serba digital ini sangat-sangat mudah sekali mempublikasikan tulisan kita. Terutama melalui berbagai media sosial seperti facebook, blog, maupun media warga seperti kompasiana. Namun pada kesempatan ini saya hanya menuliskannya di blog. Hasil tulisan ini pun dapat dibagikan kembali ke flatform media sosial lainnya seperti facebook, whatsapp, dll. Akhirnya semoga tulisan ini dapat menggugah kita semua untuk terus menulis dan membagikan konten-konten yang bermanfaat bagi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar