Selasa, 03 November 2020

POSITIVE LEGACY

Tiba-tiba ide ini muncul di kepala saya. Ide tentang karya yang saya ciptakan sebagai warisan positif. Apapun itu, selama bernilai positif maka akan saya abadikan. Baik dalam bentuk tulisan maupun audio-visual.

Media yang cocok untuk hal ini menurut saya adalah website, jurnal ilmiah, rubrik opini surat kabar, jurnal ilmiah, buku, dan youtube. Apapun hal baik atau positif akan saya abadikan sebagai warisan bagi generasi setelah saya. Setidaknya dengan konten-konten yang saya sajikan akan dapat menginspirasi mereka. Baik untuk melakukan hal positif yang sama, maupun hal positif lainnya.

Konten-konten yang sudah ada di website dan youtube saya harus dirapikan. Diarahkan untuk menjadi jejak digital yang bernilai warisan positif (positive legacy). Adapun konsern yang akan saya garap tidak terlalu banyak dibatasi pada bidang-bidang tertentu saja. Namun selama saya mampu dan bernilai warisan positif tentu besar kemungkinan saya akan mengabadikannya.

Di dalam angan-angan saya membayangkan nantinya akan mewawancarai tokoh-tokoh inspiratif di bidangnya. Selain itu saya juga sekali waktu bisa membawakan materi atau konten tertentu yang memiliki nilai edukasi dan inspirasi.

Sebenarnya menurut saya, mewariskan hal positif tidak melulu melalui media digital dan cetak. Warisan positif juga tidak selalu berkaitan dengan harta benda. Karena sejatinya warisan positif bisa juga kita mulai dari lingkungan terdekat kita. Yaitu dengan menciptakan kebiasaan-kebiasaan positif yang dikerjakan berulang-ulang secara konsisten.

Contoh kecil saya sudah menerapkan kebiasaan magrib mengaji di lingkungan keluarga kecil saya. Setiap usai shalat magrib sebisa mungkin kami membaca Al-Qur'an (mengaji) secara bersama-sama. Ada saya, istri saya dan putri kecil kami yang masih berusia empat tahun. Waktu antara magrib dan isya kami manfaatkan untuk membaca Al-Qur'an. Kami berusaha memperkenalkan dan mengajarkan membaca Al-Qur'an kepada anak kami sejak dini. Hal ini bertujuan agar ia terbiasa kemudian tumbuh rasa cinta pada Al-Qur'an. Selain mengajarkan membaca, waktu antara magrib dan isya juga dapat dimanfaatkan untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur'an serta menyelami makna atau kandungan di dalamnya.

Itu baru satu contoh warisan positif yang saya harapkan bisa diwariskan oleh anak saya. Warisan tersebut kemudian diwariskan kembali kepada keluarganya, baik suami maupun anak-anaknya kelak. Kunci keberhasilan agar menjadi warisan positif yang berkelanjutan adalah pembiasaan yang berulang secara konsisten. Apapun perbuatan baik dan positif jika dibiasakan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya, maka tidak mustahil kebaikan-kebaikan tersebut akan lestari dan abadi di muka bumi ini.

Harapan saya, semoga saja niatan baik ini bisa bermanfaat dan diberkahi oleh Allah SWT, Aamiin.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar